DETIKTIMUR.COM, JAKARTA – Sosok Pegiat Anti korupsi sekaligus Jurnalis Senior dan aktivis serta Ketua Umum DPP CIC di Jakarta Raden Bambang SS sangat menyayangkan banyaknya calon siswa (Casis) Akpol 2024 Polda Maluku yang lolos tidak sesuai aturan dan Polda NTT justru banyak berasal dari luar NTT.
CIC menilai, hal tersebut bukan saja melecehkan tetapi kental dengan aroma ‘permainan busuk’ panitia yang selama ini sudah menjadi anggapan banyak masyarakat bahwa proses seleksi Akpol tidak dilakukan secara transparan tetapi sarat kepentingan.
Atas kejadian lolosnya mayoritas Casis Akpol 2024 Polda NTT dari luar NTT dan Maluku yang meloloskan nilai rendah ini menurut CIC, harus jadi evaluasi para petinggi polri, yakni Kapolri Jenderal Lustyo Sigit untuk membatalkan hasil seleksi tersebut dan memeriksa Kapolda Maluku dan Polda NTT, bila perlu yang merusak citra polri segera ditindak dengan tegas, segera copot jabatan mereka.
Ketua Umum CIC
R. bambang. SS menegaskan, “Kejadian ini sangat melukai hati warga Maluku dan NTT. Yang lolos di Polda NTT mereka sama sekali tidak mewakili orang NTT, atau apakah mereka punya KTP NTT? Atau orangtuanya tinggal di NTT?
Belum lagi yang terjadi di Polda Maluku, yang rendah lolos yang diatas nilainya tidak lolos, ini sudah pasti titipan dari mana-mana lalu masuk jadi jatah Polda NTT dan yang jadi korban adalah putra-putra daerah. Ini tidak benar dan kami minta Kapolri batalkan serta evaluasi atau audit seleksi Akpol di NTT in dan Polda Malukui,”tegas Raden Bambang SS kepada wartawan di Jakarta, Minggu (14/7/2024).
R. Bambang. SS mengungkapkan, kejadian seperti ini bukan sekali dua kali tetapi hampir dari tahun ke tahun seleksi Akpol fenomena titipan dari luar daerah itu banyak terjadi di Daerah.
Pihaknya (CIC) tidak yakin bahwa putra daerah asal NTT dan Maluku tidak memiliki kemampuan dan kapasitas yang cukup untuk lulus menjadi Akpol.
R. Bambang. SS mengatakan, “Hanya bedanya karena putra daerah mungkin tidak memiliki kekuatan ‘Yang Miliaran’untuk bisa lolos menjadi polri, kalau hal ini dibiarkan terus terjadi bagaimana generasi oknum polri kedepanya, awal saja diduga sudah curang dalam masuk Catar Akpol atau seleksi rekrutmen calon Akpol maupun Bintara dan Tamtama polri, ” Pungkas R. Bambang. SS.
CIC beranggapan, kalau seleksi masih seperti ini, ya jangan salahkan masyarakat untuk menilai bahwa seleksi Akpol ini ya banyak permainannya. Harus ada bakingan yang kuat bahkan kekuatan finansial. Ini harus jadi perhatian Kapolri. Bila perlu proses seleksi dari awal lagi sehingga muncul putra daerah yang bisa lulus jadi Taruna Polri.
Pihaknya (CIC) juga memastikan akan mengawal kasus ini kepada Mabes Polri dengan mendesak Kapolri agar membatalkan hasil seleksi ini. Bahkan pihaknya meminta agar Kapolri memeriksa Kapolda Maluku dan Kapolda NTT terkait proses seleksi ini.
(AR)