Pelayanan Diskriminatif dan Arogansi Oknum RS Wahidin Menghambat dan Memperburuk Kondisi Pasien

REDAKSI

- Redaksi

Kamis, 15 Mei 2025 - 11:26 WIB

5056 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKTIMUR.COM, MAKASSAR, SULSEL – Dugaan praktik pelayanan diskriminatif dan arogansi oknum petugas kembali mencoreng citra pelayanan kesehatan di Makassar. Kali ini, tokoh masyarakat Sulawesi Selatan, Busrah, S.H., M.H., menjadi korban perlakuan tidak profesional di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, menghambat haknya untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan rutin pasca operasi. Insiden ini terjadi pada Kamis (7/5/2025) pagi, ketika Busrah yang datang lebih awal harus menghadapi kenyataan pahit akibat tindakan sewenang-wenang petugas rumah sakit.

Kendala bermula saat Busrah, yang kondisi fisiknya belum sepenuhnya pulih pasca operasi, membutuhkan kursi roda untuk memudahkan mobilitasnya di lingkungan rumah sakit. Namun, permintaan fasilitas yang seharusnya menjadi hak setiap pasien yang membutuhkan itu ditolak mentah-mentah oleh seorang petugas RS Wahidin. Alasan penolakan sungguh ironis dan subjektif: petugas tersebut menilai Busrah mampu berjalan.

Padahal, fakta di lapangan justru sebaliknya, Busrah jelas-jelas kesulitan bergerak mandiri, bahkan untuk berdiri pun memerlukan bantuan.
“Sebenarnya kursi roda saya ada di rumah, tapi saya tidak bawa karena saya pikir di rumah sakit tersedia,” ungkap Busrah dengan nada kecewa, menyuarakan kekecewaannya atas ketiadaan fasilitas penunjang yang seharusnya tersedia dan mudah diakses oleh pasien yang membutuhkan.

Baca Juga :  Kapolres Pelabuhan Makassar Turun Lapangan, Pantau Pengamanan TPS Pilkada Serentak dan Sapa Warga

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketika awak media mencoba mengonfirmasi kejadian tersebut melalui sambungan telepon dan mempertanyakan alasan pelarangan penggunaan kursi roda, Humas RS Wahidin, Ibu Aulia, memberikan jawaban yang kontradiktif dengan fakta yang disaksikan langsung oleh jurnalis. Menurut Ibu Aulia, petugas telah melakukan “skrining visual” dan menilai pasien mampu berjalan. Pernyataan ini jelas bertentangan dengan pengamatan awak media yang melihat langsung kesulitan Busrah dalam bergerak, bahkan harus dipapah untuk berdiri.

Ironisnya, perlakuan tidak menyenangkan yang dialami Busrah tidak berhenti pada penolakan kursi roda. Ia juga mengaku mendapatkan kata-kata kasar dari oknum petugas di area lobi rumah sakit, semakin memperburuk pengalamannya dalam mencari layanan kesehatan yang seharusnya menjadi hak setiap warga negara.

Akibat langsung dari tindakan tidak bertanggung jawab oknum petugas tersebut, Busrah terpaksa gagal menjalani satu rujukan penting yang telah dijadwalkan. Ketiadaan akses terhadap kursi roda secara signifikan memperburuk kondisi fisiknya yang sedang dalam masa pemulihan.
Merasa diperlakukan tidak adil dan direndahkan, Busrah mengambil langkah berani dengan menghubungi awak media. Tindakan ini didasari oleh harapan besar agar kejadian serupa tidak terulang kembali menimpa pasien lain yang mencari pertolongan di RS Wahidin.

Baca Juga :  PT. Vale Diduga Gunakan Preman Membenturkan Dengan Masyarakat

Busrah berharap insiden ini mendapatkan perhatian serius dan respons tegas dari manajemen RS Wahidin. Ia menekankan urgensi peningkatan kualitas pelayanan dan penegakan prinsip dasar bahwa rumah sakit adalah fasilitas publik yang wajib melayani setiap pasien tanpa diskriminasi sedikit pun.

Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan dan kenyamanan pasien, menurutnya, harus menjadi landasan utama dalam setiap interaksi di lingkungan rumah sakit. Kasus ini menjadi preseden buruk dalam dunia pelayanan kesehatan dan menuntut adanya evaluasi menyeluruh serta tindakan korektif yang tegas dari pihak-pihak terkait demi tegaknya hak-hak pasien. Awak media berharap agar seluruh instansi pemerintah dan para pemangku kebijakan dapat memberikan teguran keras dan mendorong perbaikan pelayanan, khususnya di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo.

 

Tim Media

Berita Terkait

Kapolres AKBP Rise Tegaskan Sikap: Narkoba Musuh Kita, Integritas Jalan Kita
Perkuat Profesionalisme, Polres Pelabuhan Makassar Gelar Pelatihan Fungsi Teknis Reskrim
Pantai Tongaci Dirusak Tambang Ilegal: Puluhan Ponton Liar Beroperasi, Warga Resah – Ada Dugaan “Bekingan” Oknum
Penghargaan atas Dedikasi: Ucapan Selamat Ulang Tahun dari PT Aswar Jaya Group dan Media Partner untuk Kapolres Bulukumba
Dana Bimtek Rp 2,3 Miliar di Pangkep Jadi Sorotan: Digelar Tertutup di Hotel Mewah
Menelusuri Dugaan Pungli di Tambang Laut Sukadamai: Wakil Rakyat Angkat Bicara
Kapolda Riau Menanam, PT Riau Biru Abdi Di Tualang Siak Malah Merusak Lingkungan
Tim SMANSA 85 Raih Juara 1 di Turnamen Domino Seri-1 Antar Angkatan Alumni SMANSA Makassar Zona 80an-90an

Berita Terkait

Kamis, 15 Mei 2025 - 13:06 WIB

Kapolres AKBP Rise Tegaskan Sikap: Narkoba Musuh Kita, Integritas Jalan Kita

Kamis, 15 Mei 2025 - 13:04 WIB

Perkuat Profesionalisme, Polres Pelabuhan Makassar Gelar Pelatihan Fungsi Teknis Reskrim

Rabu, 14 Mei 2025 - 23:55 WIB

Pantai Tongaci Dirusak Tambang Ilegal: Puluhan Ponton Liar Beroperasi, Warga Resah – Ada Dugaan “Bekingan” Oknum

Rabu, 14 Mei 2025 - 12:06 WIB

Penghargaan atas Dedikasi: Ucapan Selamat Ulang Tahun dari PT Aswar Jaya Group dan Media Partner untuk Kapolres Bulukumba

Senin, 12 Mei 2025 - 13:23 WIB

Dana Bimtek Rp 2,3 Miliar di Pangkep Jadi Sorotan: Digelar Tertutup di Hotel Mewah

Senin, 12 Mei 2025 - 00:39 WIB

Menelusuri Dugaan Pungli di Tambang Laut Sukadamai: Wakil Rakyat Angkat Bicara

Minggu, 11 Mei 2025 - 22:44 WIB

Kapolda Riau Menanam, PT Riau Biru Abdi Di Tualang Siak Malah Merusak Lingkungan

Minggu, 11 Mei 2025 - 21:02 WIB

Tim SMANSA 85 Raih Juara 1 di Turnamen Domino Seri-1 Antar Angkatan Alumni SMANSA Makassar Zona 80an-90an

Berita Terbaru